Dari segi bahasa forward-reverse berarti maju-mundur. Sesuai dengan namanya, kontrol motor ini menawarkan fitur dua arah putaran motor yaitu searah jarum jam ‘clockwise‘ atau biasa disingkat CW dan berlawanan arah jarum jam ‘counter-clockwise‘ atau biasa disingkat CCW. Kontrol forward-reverse (untuk selanjutnya disingkat FR) sering ditemukan pada aplikasi yang membutuhkan dua arah seperti: conveyor.
Prinsip Kerja
Sebagai contoh kasus pembicaraan kali ini kita menggunakan sebuah motor arus bolak-balik tiga fasa (misal: motor induksi) yang akan dikontrol menggunakan rangkaian kontrol forward-reverse. Bagi yang pernah kuliah tentang motor listrik pasti masih ingat akan bagaimana mengubah putaran. Putaran searah jarum jam menggunakan urutan standard U-V-W atau L1-L2-L3. Untuk motor 3 fasa kali ini putaran motor diubah dengan menukar urutan fasa ke motor yaitu menjadi V-U-W.
Komponen penyusun utama kontrol FR tidak begitu jauh berbeda dari DOL melainkan hanya di jumlah contactor yang digunakan sehingga paling tidak membutuhkan komponen sebagai berikut:
- Fuse 3 buah
- Main breaker (MCCB) 1 buah
- Thermal overload relay 1 buah dengan minimal 1 auxiliary contact NC (2 buah jika
- Circuit breaker (CB) 1 buah
- Contactor
- Tombol tekan (push button) untuk tombol start dan stop
Keterangan simbol:
F1 = fuse
Q1 = main breaker
F2 = thermal overload relay
F10 = circuit breaker
K1 = forward contactor coil
K2 = reverse contactor coil
Putaran searah jarum jam (forward)
Saat tombol FWD ditekan DAN circuit breaker F10 ditutup DAN anak kontak TOL F2 masih dalam kondisi tutup, koil kontaktor K1 akan mendapatkan energi listrik ‘energized‘. Pada saat yang bersamaan kontak utama K1 akan segera berubah ke posisi tutup. Jika fuse F1 tidak putus DAN main breaker Q1 sudah ditutup, motor akan mendapatkan suplai arus dari sumber daya sehingga berputar. Karena urutan fasanya adalah L1-L2-L3 maka putaran motornya adalah searah jarum jam. Sebagai tambahan agar operator tidak capek terus menahan tombol FWD, sebuah anak kontak dari K1 akan mengunci rangkaian kontrol tetap dalam kondisi close-loop untuk memastikan suplai ke koil K1 tetap ada.
Putaran berlawanan arah jarum jam (reverse)
Karena kita menggunakan kontrol yang sederhana, kita mesti matikan terlebih dahulu motor jika sebelumnya dijalankan dengan putaran arah jarum jam dengan menekan tombol STOP.
Seperti langkah sebelumnya, koil K2 akan aktif saat tombol REV ditekan dan rangkaian akan tetap tertutup meskipun tombol REV dilepas karena dikunci oleh anak kontak K2. Kontak utama K2 akan mengalirkan arus dari suplai ke motor dengan urutan fasa yang berbeda dari rangkaian FWD yaitu L2-L1-L3. Hal ini akan mengakibatkan motor berputar ke arah yang berlawanan dari sebelumnya (yaitu: berlawanan arah jarum jam).
Untuk kedua arah putaran, motor akan berhenti jika koil yang bersangkutan tidak mendapatkan energi listrik lagi (de-energized). Dengan kata lain, terbukanya rangkaian kontrol akan memutus aliran arus ke motor. Pada rangkaian di atas, berikut penyebab hilangnya rangkaian kontrol motor:
1. Tombol STOP ditekan
2. Anak kontak TOL bekerja saat motor bekerja melebih arus kerjanya
3. Circuit breaker trip
4. Masalah lain: suplai daya kontrol hilang, kabel kontrol putus, dll.
Sebagai alasan keamanan agar motor tidak rusak atau adanya daya balik ke sumber suplai, anak kontak NC lawan dari masing-masing koil diserikan terhadap koil lawannya. Anak kontak K1 untuk putaran FWD akan menghambat koil K2 untuk aktif selama motor masih dalam kondisi putaran searah jarum jam. Begitu juga sebaliknya, anak kontak K2 untuk putaran REV akan memutus koil K1 agar tidak energized saat motor masih dalam putaran berlawanan arah jarum jam.
Kontrol yang menggunakan tombol bisa digantikan dengan dua anak kontak relai jika anda menginginkan kontrol jarak jauh misal dari DCS atau PLC.